Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang
kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan
untuk analisis statistik parametrik. Karena data yang berdistribusi normal
merupakan syarat dilakukannya tes parametrik. Sedangkan untuk data yang tidak
mempunyai distribusi normal, maka analisisnya menggunakan tes non parametric.
Data yang
mempunyai distribusi yang normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula.
Dengan profit data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili
populasi. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data normal. Normal
atau tidaknya berdasarkan patokan distribusi normal dari data dengan mean dan
standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya melakukan
perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang
memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.
Untuk mengetahui
bentuk distribusi data dapat digunakan grafik distribusi dan analisis statistik.
Penggunaan grafik distribusi merupakan cara yang paling gampang dan sederhana.
Cara ini dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan
mengikuti pola distribusi normal di mana bentuk grafiknya mengikuti bentuk
lonceng (atau bentuk gunung). Sedangkan analisis statistik menggunakan analisis
keruncingan dan kemencengan kurva dengan menggunakan indikator keruncingan dan
kemencengan.
Uji Linearitas
Uji linearitas adalah sebuah analisis untuk mengetahui apakah
dua variable memiliki
hubungan linear atau tidak. Umumnya, uji linearitas digunakan sebagai prasyarat
dalam analisis korelasi atau regresi linear. Contoh kasus.
Seorang mahasiswa ingin mengkaji sebuah sekolah untuk mengetahui
hubungan antara kecerdasaan spritualitas dengan prestasi akademiki siswa.
Dalam kasus tersebut, mahasiswa tadi ingin menguji apakah pendidikan
agama baik teoritis terlebih praktek, akhlak, dan nilai-nilai spiritual lainnya
memiliki pengaruh dan korelasi terhadap prestasi akademik siswa.
Atau, jangan-jangan pendidikan tersebut tidak memiliki pengaruh dan
ketersinggungan terhadap pencapaian nilai akademik sama sekali. Untuk mengkaji
ini, mahasiswa tadi akan melakukan sebuah analisa dengan uji linearitas.
Uji linearitas bertujuan untuk mencari hubungan dan persamaan dari
garis regresi variabel bebas x terhadap variabel terikat y. Kemudian garis
regresi yang sudah dibuat tersebut diuji coba keterkaitan koefisien garis
regresi dan linearitas garis regresi.
Regresi linear adalah satu dari sekian teknik analisis regresi
yang tersering dipakai. Menggunakan regresi linear dalam analisis akan dapat
digunakan jika asumsi linearitas sudah terpenuhi.
Jika asumsi tersebut tak dapat terpenuhi, maka analisis regresi linear
tidak dapat digunakan. Sebagai jalan keluarnya bisa memakai analisis regresi
non-linear. Lantas apa asumsi linearitas itu? Asumsi linearitas adalah sebuah asumsi yang dapat memutuskan apakah
data-data yang dikumpulkan sama dengan garis linear ataukah tidak. Cara
mengetahui asumsi ini, yaitu mencari nilai deviation dari linearitas dari uji F
linear.
Asumsi ini dapat diketahui dengan mencari nilai deviation from
linearity dari uji F
linear dan untuk bisa mengetahui nilai ini, kalian akan memakai data yang
dimiliki. Asumsi linearitas menyatakan bahwa hubungan antara dua variabel yang
dianalisis berada pada garis lurus, sehinga naik atau turunnya suatu kuantitas
pada satu variabel akan diikuti oleh variabel lainnya secara linear, baik naik
atau turunnya kuantitas tersebut. Namun, terdapat pula model yang tidak
mengikuti garis lurus. Pada umumnya menyatakan hubungan antara variabel seperti
hubungan kuadratik (kurvilinear), eksponensial, logistik,
dan lain-lain.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan uji perbedan antara dua atau lebih
populasi. Semua karakteristik populasi dapat bervariasi antara satu populasi
dengan yang lain. Dua di antaranya adalah mean dan varian (selain itu masih ada
bentuk distribusi, median, modus, range, dll).
Penelitian yang selama ini baru menggunakan mean sebagai tolak
ukur perbedaan antara dua populasi. Para peneliti belum ada yang melakukan
pengujian atau membuat hipotesis terkait dengan kondisi varian diantara dua
kelompok. Padahal ini memungkinkan dan bisa menjadi kajian yang menarik.
Misalnya saja sangat memungkinkan suatu treatmen tidak hanya mengakibatkan
perbedaan mean tapi juga perbedaan varian. Jadi misalnya, metode pengajaran
tertentu itu cocok untuk anak-anak dengan kesiapan belajar yang tinggi tapi akan
menghambat mereka yang kesiapan belajarnya rendah. Ketika diberikan pada kelas
yang mencakup kedua golongan ini, maka siswa yang memiliki kesiapan belajar
tinggi akan terbantu sehingga skornya akan tinggi, sementara yang kesiapan
belajarnya rendah akan terhambat, sehingga skornya rendah. Nah karena yang satu
mengalami peningkatan skor sementara yang lain penurunan, ini berarti variasi
dalam kelompok itu makin lebar. Sehingga variansinya akan membesar.
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
varians skor yang diukur pada kedua sampel memiliki varians yang sama atau
tidak. Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi
dengan varians yang homogen, sedangkan populasi-populasi dengan varians yang
tidak sama besar dinamakan populasi dengan varians yang heterogen.
Faktor-faktor
yang menyebabkan sampel atau populasi tidak homogen adalah proses sampling yang
salah, penyebaran yang kurang baik, bahan yang sulit untuk homogen, atau alat
untuk uji homogenitas rusak. Apabila sampel uji tidak homogen maka sampel tidak
bisa digunakan dan perlu dievaluasi kembali mulai dari proses sampling sampai
penyebaran bahkan bila memungkinkan harus diulangi sehingga mendapatkan sampel
uji yang homogen.
0 komentar:
Posting Komentar